Selasa, 12 Juni 2012

Memimpin Si Buta

Pernah tahu dong cerita silat Si buta dari gua hantu? Yap! Pasti semuanya tahu. Game berikut ini namanya Blind Lead. Situasinya agak mirip dengan Si Buta dari gua hantu. Para anggota di tiap kelompok diminta berpasangan, jadi di tiap kelompok ada yang jadi A dan ada yang jadi B. Kalau di si buta dari gua hantu ada Pendekar si Buta, di game outbound ini adalah yang A. Jadi yang B adalah? Beberapa peserta langsung menyebut "Monyeeet!". He.. he.. bukan crew Cakrawala Outbound loh yang ngomong. Kalau dari Cakrawala Outbound yang B adalah Leader-nya. Mana ada yang mau disebut monyet.. ya gak?

Semua yang menjadi si Buta diminta duduk di tempat yang nyaman. Sedangkan para leadernya diberikan  panduan game oleh Fasilitator Irsan. Setelah Fasil Irsan sudah memberi panduan game, para leader dipersilahkan memberikan briefing kepada si buta.

Di lapangan para tim teknis Cakrawala Outbound seperti Galeh, Bima dan Boyor sudah menyebar sedotan dengan 2 warna yang berbeda, yaitu putih dan biru. Tim Maung harus mengambil sedotan berwarna putih dan tim Oray harus mengumpulkan sedotan biru. Kedua tim tidak boleh mengambil sedotan yang bukan warna pilihannya.

Ada yang lucu saat briefing dari leader ke si buta. "Mbak.. ingat ya. Nanti yang diambil harus sedotan warna putih saja ya!", jelas seorang peserta bersemangat. Naah menurut anda ini benar atau salah? Briefing ini benar tapi agak salah... tahu gak kenapa? Benar karena memang si buta kelompok tersbut memang harus mengambil sedotan bewarna putih. Tapi agak salah karena si buta mana tahu sedotan warna putih itu yang mana, sebab dia gak melihat. Tapi luar biasanya si buta manggut-manggut aja.

Saat pengumpulan sedotan mulai terlihat bagaimana komunikasi efektif dilakukan oleh para leader. Contoh sederhana, seorang leader member instruksi kepada si buta untuk ke arah kiri. Ternyata si buta justru bergerak ke arah kanan. Bagusnya sang leader gak ngotot dan memarahi si buta. Ia lekas menyadari sebuah hukum komunikasi tentang persepsi: "Pesan yang disampaikan bukanlah pesan yang diterima oleh penerima pesan." Sang leader segera sadar, persepsi si buta tentang kanan itu kanan versi si buta atau kanan versi sang leader. Setelah sang leader mengubah pesannya seperti persepsi kanan dan kiri versi si buta, baru instruksi dilaksanakan dengan tepat oleh si buta.

Memang selain mengasah kemampuan berkomunikasi yang efektif, game outbound ini juga mengasah kemampuan dalam memimpin. Leader baru efektif bila ia mampu mengenal dengan baik bawahannya. Leader dituntut untuk mampu memberikan arahan yang tepat. Antara leader dengan bawahan harus saling percaya agar timbul kerjasama yang baik.




Ada juga instruksi leader yang diikuti dengan sangat taat oleh si buta. Sehingga kalau anda lihat foto dibawah ini anda mungkin ingat lagu dengan syair: "Helly.." "Guk.. guk.. guk". Ajiib.. ajibb! He.. he..





Setelah sedotan terkumpul, tim A dan B harus membuat kalimat dari sedotan-sedotan tersebut. Tim Oray membuat kalimat: "Lebih banyak kita." Sedangkan Tim Maung membuat kalimat: "Lebih sedikit saya." Kedua kalimat ini merupakan penggalan dari tema yang diusung pada outbound karyawan FTI Unpar kali ini. Lengkapnya dari kalimat tema tersebut adalah "Teamwork = Lebih Banyak Kita Lebih Sedikit Saya."




Tim yang lebih cepat dan lebih rapi dalam membuat kalimat yang sudah diinstruksikan adalah pemenangnya. Berikut ini foto hasil akhir kedua tim:




Kalimat tema di atas dapat tersusun dengan baik hasil dari kerjasama leader dengan si buta atau di dalam lingkup pekerjaan: pimpinan dengan bawahan. Tidak ada leader yang mampu melaksanakan pekerjaan dengan sukses tanpa bantuan para bawahannya. Pimpinan dan bawahan adalah komponen penting dalam perusahaan bila masing-masing sadar dan mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan sebaik-baiknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar